Kapal patroli Chinadan kapal patroli Filipinanyaris bertabrakan di dekat pulau Spratly, Laut China Selatan, yang disengketakan kedua negara, Minggu (23/4) waktu setempat.

Lihat Juga : KILAS INTERNASIONALAS Ancam Musnahkan Korut hingga Negara Dilanda Gelombang Panas

Insiden tersebut terjadi setelah kapal patroli China tiba-tiba memotong jalur kapal Filipina yang juga mengangkut sejumlah jurnalis. Tak pelak kedua kapal itu pun hampir bertabrakan, seperti dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

[Gambas:Video CNN]

Kedua kapal itu kemudian diikuti kapal Angkatan Laut dan patroli China. Kapal China kemudian memerintahkan kapal-kapal Filipina meninggalkan perairan tersebut.

"Kami akan bertabrakan di bagian haluan seandainya saya tidak mematikan mesin dan membuang arah ke belakang," ujar perwira kapten kapal Malapascua Rodel Hernandez seperti dikutip dari AFP.

Lihat Juga : Rusia soal Eskalasi Nuklir dengan Barat: Jangan Uji Kesabaran Kami

Ia kemudian menggambarkan insiden itu seperti pertemuan antara "David dan Goliath".

Insiden itu terjadi setelah kapal penjaga pantai Filipina men dekati Second Thomas Shoal, lokasi marinir negara itu ditempatkan di kapal Angkatan Laut yang karam untuk menegaskan klaim teritorial Manila di perairan itu.

Saat kapal patroli Malapascua sepanjang 44 meter mendekati beting Second Thomas Shoal, kapal China dengan ukuran hampir dua kali lipatnya melintas lewati jalur kapal Filipina.

Lihat Juga : Deklarasi Washington, Kenapa AS Pakai Kapal Selam Nuklir Ancam Korut?

Herandez kemudian mengatakan kapal China itu datang dalam jarak 45 meter menuju kapalnya. Tindakan cepat yang segera ia lakukan mampu menghindari kedua kapal itu bertabrakan.

Jurnalis AFPmenyaksikan insiden tersebut dari kapal Malabrigo yang jaraknya kurang dari satu kilometer. Kapal kedua China kemudian terlihat di dekatnya.

Hernandez mengatakan kapal-kapal China kerap memblokade kapalnya dan kapal-kapal penjaga pantai Filipina yang lain selama melakukan patroli di perairan itu.