Kesatuan NelayanTradisional Indonesia (KNTI) buka suara soal pemanfaatan susu ikanuntuk program Makan Bergizi Gratis(MBG).

Ketua umum KNTI Dani Setiawan menyambut baik inovasi ini. Ia menekankan susu ikan dapat meningkatkan nilai tambah produk perikanan yang dihasilkan oleh nelayan.

Peningkatan itu, ia yakini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka sekaligus memperkuat industri perikanan nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Susu ikan tengah menjadi sorotan lantaran digadang-gadang menjadi alternatif susu sapi yang akan digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Susu ikan merupakan hasil turunan dari hidrolisat protein ikan (HPI), bukan susu yang diperah dari ikan, melainkan ikan segar yang telah diolah menjadi bubuk menggunakan teknologi hidrolisat.

Jenis ikan yang digunakan untuk membuat susu ikan termasuk ikan dengan nilai ekonomi rendah, seperti ikan selar dan ikan petek (ponyfish), yang biasanya digunakan sebagai bahan pakan bebek.

Saat ini, berdasarkan informasi dari anggota KNTI, harga ikan petek berkisar Rp7.000 per kilogram.

Dani menilai penggunaan ikan petek sebagai bahan baku susu ikan merupakan langkah inovatif yang dapat meningkatkan pemanfaatan ikan tersebut, yang selama ini masih terbatas pada olahan pangan seperti ikan asin.

"Menurut saya bagus. Karena selama ini pemanfaatan ikan petek untuk olahan pangan masih terbatas, terutama untuk ikan asin. Harganya juga cenderung tidak terlalu tinggi. Jadi kalau ada inovasi yang bisa meningkatkan penggunaan ikan petek (menjadi bahan baku "susu ikan") akan sangat baik. Memanfaatkan jenis2 tertentu dari ikan yang stoknya masih melimpah namun harganya rendah menjadi produk pangan yang bergengsi dan harga yang baik." jelasnya.

[Gambas:Video CNN]