claim bonus ondel4d

bandungtoto togel - Kenapa Gen Z Tak Lagi 'Googling' untuk Cari Informasi di Internet?

2024-10-09 22:45:11

bandungtoto togel,gbo5000 link alternatif,bandungtoto togelJakarta, CNN Indonesia--

Ahli mengungkap Gen Zatau generasi yang lahir mulai tahun 1997-2012, mulai meninggalkan Googledan kini memilih platform media sosial seperti TikTok untuk mencari informasi di internet. Apa alasan Gen Z mulai meninggalkan Google?

Mark Shmulik, analis internet di Bernstein Research, mengatakan para Gen Z dan generasi yang lebih muda beralih ke platform lain untuk mencari informasi.

"Selamat tinggal Google. Audiens yang lebih muda melakukan 'pencarian', bukan 'googling'," kata Shmulik, melansir Business Insider, Kamis (12/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bernstein, merujuk survei yang dilakukan oleh Forbes Advisor dan Talker Research terhadap 2.000 orang Amerika, mencatat sebanyak 45 persen Gen Z cenderung menggunakan "pencarian sosial" di platform seperti TikTok maupun Instagram, alih-alih Google.

Sementara itu, hanya 35 persen generasi millennial yang melakukan pencarian di TikTok maupun Instagram, Gen X 20 persen, dan generasi Boomers 10 persen.

Bahkan ketika Gen Z semakin dewasa, mereka semakin mengandalkan media sosial sebagai mesin pencarian utama mereka.

Lalu, kenapa Gen Z meninggalkan Google?

Lihat Juga :
Facebook Jadi Juara Dunia Download saat Makin Ditinggal Remaja

Melansir Lonelybrand, Gen Z adalah generasi perintis yang tumbuh dengan ponsel pintar. Ini membuat mereka terbiasa memanfaatkan beragam platform untuk mengumpulkan informasi.

Selain itu, ada beberapa alasan utama mengapa Google menjadi kurang relevan bagi audiens yang lebih muda ini.

Pertama, terdapat platform khusus yang memenuhi kebutuhan secara spesifik. Gen Z tidak hanya mencari informasi semata, mereka membutuhkan sesuatu yang menarik, relevan, dan secara khusus dibuat untuk satu hal.

Contohnya, jika mereka ingin mengetahui review produk maka mereka akan membuka TikTok. Platform video singkat ini memiliki banyak kreator konten yang dapat mengulas suatu produk dengan jujur.

Lihat Juga :
Remaja Makin 'Punah' dari Facebook

Kedua, pengaruh media sosial. Media sosial seperti TikTok lama-kelamaan berubah menjadi platform peramban.

Gen Z sering menggunakan TikTok untuk mencari produk baru, melihat-lihat tentang hobi, bahkan materi edukasi. Lalu TikTok juga memiliki algoritma untuk menyesuaikan konten dengan kegemaran penggunanya.

Ketiga, antarmuka Google yang semakin berantakan. Akhir-akhir ini, Google makin banyak mengadaptasi iklan dan konten bersponsor.

Google yang dulunya memiliki antarmuka bersih dan user-friendly kini berubah menjadi membingungkan. Pengguna sering mendapati banyak iklan dan konten yang non-relevan saat mencari informasi.

Sementara, kebutuhan Gen Z adalah informasi cepat dan tepat, menyediakan informasi tanpa distraksi. Gen Z mengutamakan pengalaman yang lancar dan minim iklan saat mencari informasi.

Kemunculan AI genertif

Tren AI tumbuh pesat usai generative AI ChatGPT, yang dibuat oleh OpenAI, menarik perhatian publik di akhir 2022. AI generatif berbasis teks tersebut kemudian memicu gelombang adopsi GenAI besar-besaran dari berbagai perusahaan.

Beberapa orang sudah tak begitu asing dengan istilah-istilah yang menempel pada teknologi AI, seperti prompt dan machine learning. Namun, masih banyak juga istilah yang lebih teknis sehingga tak banyak yang familiar.

Inovasi ini memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan yang lebih kompleks dan bersifat percakapan dan menerima jawaban yang terperinci secara instan-menghilangkan kebutuhan untuk menavigasi beberapa halaman web.

Chatbot semakin banyak digunakan dalam aplikasi dan situs web, memberikan jawaban yang dipersonalisasi yang disesuaikan dengan pertanyaan pengguna. Informasi yang disesuaikan dan langsung ini adalah area di mana Google telah berjuang, terutama dengan modelnya yang penuh iklan.

Seiring dengan perkembangan teknologi AI, hal ini dapat semakin melemahkan supremasi Google di pasar mesin pencarian.

(wnu/dmi)