Bank Dunia menyoroti program andalanPrabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis(MBG). Program itu dinilai tidak bisa menurunkan tingkat stunting karena tidak ditargetkan pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Hal itu disampaikan dalam laporan Bank Dunia bertajuk Indonesia Economic Prospect edisi Juni 2024. Bank Dunia menyebut makan bergizi gratis dengan istilah makanan di sekolah atau school meals.

"Namun, makanan di sekolah mungkin berdampak keragaman pola makan dan anemia pada anak-anak yang bersekolah, meskipun hal ini bergantung pada komoditas spesifik yang ditawarkan," bunyi laporan Bank Dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program makan gratis di sekolah memiliki beberapa tujuan yakni meningkatkan kesehatan dan gizi, meningkatkan kehadiran dan pembelajaran, serta perlindungan sosial.

Makanan di sekolah juga secara tidak langsung memberikan manfaat bagi kesejahteraan ekonomi rumah tangga penerima manfaat, dampak yang paling kuat terjadi di wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi.

Bank Dunia menambahkan efektivitas program makan gratis bagi anak sekolah juga dipengaruhi target penerima. Target yang general di mana makanan disediakan untuk semua siswa, sering terjadi di negara-negara berpendapatan tinggi.

Sedangkan di negara-negara menengah dan rendah menyasar wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi atau wilayah rawan pangan.

"Program di negara-negara berpendapatan menengah dan tinggi cenderung lebih bergantung pada pengadaan lokal yang mendukung petani lokal," katanya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun untuk tahun pertama program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada APBN 2025.

Namun, untuk penempatan anggaran dan skema pelaksanaan program itu akan disampaikan dengan detail dalam nota keuangan Agustus mendatang.

[Gambas:Video CNN]