claim bonus ondel4d

sultansawer login - Belajar dari Rote: Sekolah di Perbatasan, Ilmunya dari Penjuru Dunia

2024-10-07 23:35:41

sultansawer login,ular hijau masuk rumah pertanda apa,sultansawer login

Jakarta, CNBC Indonesia- Internet sudah menjadi kebutuhan dan nafas dari semua lini kehidupan masyarakat, termasuk pendidikan.

Penggunaan internet dalam dunia pendidikan pun semakin digalakkan. Selain sebagai media pembelajaran dan sumber referensi, internet juga menjadi penunjang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Based Test (CBT).

Tak hanya pelajar di kota-kota besar, penggunaan internet sudah menjamah mereka yang hidup di wilayah terdepan, terluar, tertinggal, (3T) seperti wilayah perbatasan.

Agnes Serlia Tanes, Murid kelas 12 SMA Negeri 1 Amfoang Timur, bercerita bagaimana internet sudah membuat pelajar di wilayah perbatasan seperti dirinya lebih terbuka kepada dunia luar. Sekolahnya memang berada di Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang ada di perbatasan Indonesia-Timor Leste di kawasan Oepoli.

Kondisi sekoah SMAN 1 Amfoang TimurFoto: Maesaroh/CNBC
Kondisi sekoah SMAN 1 Amfoang Timur

Sekolahnya berjarak sekitar 200 kilometer (km) dari ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT), Kupang. Jaringan internet baru masuk ke wilayah perbatasan Oepoli pada 2019.
Dengan semangat Agnes bercerita bagaimana dia belajar berkreasi membuat hiasan dari bunga hingga mencari materi pelajaran kesukaannya, Biologi, dari Youtube.

"Beta suka sekali lihat kreasi bunga di Youtube. Beta pernah buat kreasi bunga dan menang. Beta juga pakai internet buat mengerjakan tugas sampai cari materi," tutur Agnes kepada CNBC saat CNBCmendatangi SMAN 1 Amfoang Timur pertengahan September lalu.

Namun, Agnes hanya ketawa saat ditanya apakah dia juga mencari informasi mengenai KPop lewat internet seperti layaknya jutaan remaja Indonesia dan belahan dunia lainnya.
"Tidak suka, sukanya penyanyi lokal," ujar pelajar yang bercita-cita jadi guru tersebut.

Agnes bercerita jika dia baru diperbolehkan memiliki handphone saat SMA. Orang tuanya membelikan pulsa Rp 30.000 per bulan.
Agnes adalah salah anak beruntung yang memiliki handphone di sekolah tersebut. Keterbatasan ekonomi membuat banyak siswa SMAN 1 Amfoang Timur tidak memiliki handphone.
Banyak siswa dari sekolah tersebut juga harus jalan berkilo-kilo meter untuk sampai sekolah. SMAN 1 Amfoang Timur bahkan memberi toleransi jam masuk hingga 08.00 WITA agar murid yang jauh dan berjalan tetap bisa masuk sesusai jadwal.

Menurut Agnes, dia dan teman yang memiliki handphonesenang berbagi informasi, materi, atau sekedar gossip dengan siswa lainnya yang tak memiliki handphone.

Baca:
Negara Hadir di Tangan Jokowi, Bukit Cinta Jadi Saksi

Jemry Melkiur Tikan guru di SMAN 1 Amfoang menjelaskan jaringan internet di sekolahnya dibantu oleh program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo).

Kominfo membangun menara Base Transceiver Station (BTS) di SMAN 1 Amfoang sejak 2019. BTS tersebut dilengkapi dengan panel tenaga surya untuk menghindari mati listrik dari pembangkit PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Akses internet di dekat SMAN 1 Amfoang TimurFoto: Maesaroh/CNBC
Akses internet di dekat SMAN 1 Amfoang Timur

Seperti diketahui, pemerataan infrastruktur digital yang dilakukan oleh BAKTI Kominfo memang difokuskan pada empat sektor layanan publik yakni pendidikan, kesehatan, pemerintah desa dan pos-pos TNI, Polri atau sektor keamanan terutama di wilayah perbatasan.

Menara BTS di dekat SMAN 1 Amfoang TimurFoto: Maesaroh/CNBC
Menara BTS di dekat SMAN 1 Amfoang Timur



Guru lainya, Maulana, bercerita dulu dia terbiasa mendownloadsemua materi pembelajaran saat berada di Kupang, materi tersebut kemudian disharedi sekolah.
Dengan adanya sinyal dari menara BTS, dia sekarang sudah bisa mendownloadmateri di sekolah. Namun, dia mengakui sekolahnya masih membutuhkan tambahan kekuatan sinyal untuk mendukung UNBK.

Tak hanya di Kupang, sejumlah sekolah di NTT termasuk di kabupaten paling ujung Indonesia yakni Rote Ndao juga tengah berpacu dalam mengembangkan pendidikan melalui internet.
Untuk menopang perkembangan tersebut, BAKTI sudah membangun akses internet di 2.142 titik di NTT dengan mayoritas ada di layanan pendidikan.


Sejumlah sekolah yang memiliki akses internet adalah Sekolah Dasar (SD) Inpres Sedeon dan SMPN 2 Rote Barat di Kabupaten Rote Ndao.

Dresi Ndoen, pengajar di SD Sedeoen, mengatakan pembelajaran di sekolah tersebut semula menggunakan metode manual. Namun, dengan adanya internet, sekolah yang memiliki 157 murid tersebut kini bisa memperbanyak metode pembelajaran seperti dengan menggunakan layar proyektor atau Youtube.

SD Sedeoen dan aktivitas internet dari BAKTIFoto: Maesaroh/CNBC
SD Sedeoen dan aktivitas internet dari BAKTI


Penggunaan internet di SMPN 2 Rote Barat bahkan lebih maju. UNBK sudah dimulai sejak 2016 dan bahkan sudah dikukuhkan sebagai sekolah berbasis digital sejak tahun tersebut. Pada 2019, semua jenjang kelas sudah mengikuti ujian melalui handphone dengan menggunakan jaringan internet.

Selain dari jaringan BAKTI, sekolah tersebut juga menambah kekuatan sinyal dari penyedia jaringan internet komersil. Internet di sekolah tersebut kini digunakan sebagai metode pembelajaran yang mendatangkan keuntungan.

Kepala sekolah SMPN 2 Rote Barat, Stefanus Tafaib, menjelaskan murid-murid di sana sudah menggunakan internet untuk mencari metode tanam hidroponik sampai membuat batako.
Tanaman hidroponik tersebut kemudian dijual di rumah makan yang banyak tersebar di sekitar sekolah. Begitu pula batako yang mereka buat.
Sebagai catatan, SMPN 2 Rote Barat berada dekat dengan pusat wisata, Nemberela.

SMPN 2 Rote BaratFoto: Maesaroh/CNBC
SMPN 2 Rote Barat


Stefanus sudah mengajar di SMPN 2 Rote Barat sejak 1998. Pengalaman hidupnya yang sangat panjang kemudian mengajarkan dia apa pentingnya penggunaan internet di era digital sekarang ini. Karena itulah, dia giat menyelenggarakan program sekolah dengan menggunakan internet.
"Kita sudah tinggal di daerah yang terbatas dengan segala keterbatasan di daerah terluar. Kalau anak-anak tidak belajar di era digital maka anak-anak akan semakin tertinggal," ujar Stefanus, kepada CNBC.

"Pemahaman saya sederhana saja, di manapun di muka bumi ini kalau dia kuasai internet maka dia peluang. Tidak tergantung di mana saja jika dia kuasai digital, dia akan kuasai dunia," ujarnya.

Kepala Sekolah SMPN 2 Rote Barat Stefanus TafaibFoto: Maesaroh/CNBC
Kepala Sekolah SMPN 2 Rote Barat Stefanus Tafaib

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persentase peserta didik (SD-mahaswiswa) yang mengakses internet di NTT, terutama Rote Ndao dan Kabupaten Kupang melesat dalam empat tahun terakhir.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">