Israeldilaporkan telah menyodorkan dua proposal baru ke mediator negosiasi gencatan senjata. Namun, tak ada satupun dari proposal tersebut yang membahas tentang gencatan senjata di Gazasecara permanen.

Dilansir dari The New Arab, kabar mengenai dua proposal baru ini dilaporkan oleh stasiun televisi Israel, Kan 11, pada Minggu (26/5) malam.

Kabar ini muncul setelah pemerintah mengadakan rapat kabinet perang pada hari yang sama untuk membahas kelanjutan negosiasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Detail mengenai dua proposal yang diajukan Negeri Zionis ini hingga kini belum diketahui. Namun, dua proposal itu disebut cuma memiliki sedikit perbedaan dan keduanya sama-sama mencerminkan tekad bulat Israel untuk melanjutkan perang serta membebaskan para sandera.

Hamas sendiri sudah menegaskan bahwa kesepakatan mengenai pembebasan sandera mesti mencakup kesepakatan untuk gencatan senjata permanen. Jika tidak, mereka tak akan menyetujui proposal apa pun.

Proposal baru Israel sendiri juga disebut sama dengan proposal pada November lalu. Saat itu Israel hanya menyetujui gencatan senjata sementara alih-alih permanen.

Berdasarkan proposal saat itu, gencatan senjata hanya bisa berlangsung lama jika Hamas membebaskan banyak sandera.

Terkait negosiasi ini, Kantor Netanyahu menjelaskan bahwa pihaknya selama ini terus berupaya untuk membebaskan para sandera dari Gaza. Namun, upaya ini terhambat karena Hamas terus menuntut penarikan pasukan Israel dari Gaza dan keinginan mereka mempertahankan kuasa di daerah kantong tersebut.

Lihat Juga : Netanyahu Buka Suara soal Serangan Israel ke Tenda Pengungsi Rafah

"Ini adalah sesuatu yang ditolak oleh Perdana Menteri Netanyahu," demikian keterangan kantor Netanyahu.

Merespons proposal ini, Hamas mengaku tak percaya bahwa Israel hendak memulai kembali negosiasi. Hamas meyakini Israel cuma sekadar basa-basi dengan para mediator.

"Keputusan yang dikeluarkan oleh kabinet perang Israel untuk mengamanatkan tim negosiasi tidak lain adalah manuver baru untuk menyelesaikan perang dan memperluas operasi darat," kata pejabat senior Hamas Bassem Naim kepada Al-Araby Al-Jadeed.

Agresi Israel di Gaza hingga kini telah menewaskan nyaris 36 ribu orang. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.

Sebagian besar daerah kantong tersebut saat ini tak bisa lagi dihuni. Akibatnya, krisis kemanusiaan di Gaza meledak hingga ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.