claim bonus ondel4d

paito warna germany plus5 - Tepi Barat dan Gaza Sama

2024-10-07 23:51:54

paito warna germany plus5,buku mimpi 2d arjuna,paito warna germany plus5Jakarta, CNN Indonesia--

Tepi Barat dan Jalur Gaza merupakan dua wilayah Palestinayang menjadi target penguasaan oleh Israel.

Genosida yang terus dilakukan Israel semakin memanas sejak 7 Oktober hingga menggempur Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Israel sampai saat ini, berencana ingin meratakan Rafah yang menjadi tempat pengungsian warga di Jalur Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa sebenarnya perbedaan Jalur Gaza dan Tepi Barat?

Jalur Gaza dan Tepi Barat merupakan dua wilayah Palestina yang terpisahkan oleh wilayah Israel.

Terdapat lima juta penduduk yang tinggal di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Ini merupakan satu kesatuan yang terhitung sebagai wilayah Palestina.

Luas Jalur Gaza sebesar 362 kilometer persegi, sedangkan Tepi Barat seluas 5.628 kilometer persegi.

Jalur Gaza terletak di barat daya pantai laut Mediterania dan berbatasan langsung dengan Mesir. Sedangkan Tepi Barat terletak di timur laut yang berbatasan langsung dengan Yordania dan sebagian besar Laut Mati.

Palestina merupakan sebuah negara kesatuan dalam satu wilayah sebelum Israel mengklaim pembentukan negaranya. Namun, setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa (Kini Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) memberikan Inggris mandat untuk mengatur wilayah Palestina pada 1922.

Lepas itu, banyak gelombang imigran Yahudi yang terus berdatangan dari Eropa ke Palestina imbas Perang Dunia dan menetap di sana. Lalu, pada 1957, PBB resmi membagi wilayah Palestina menjadi enam bagian yaitu tiga wilayah Yahudi (Israel) dan tiga wilayah Arab (Palestina).

Sementara Yerusalem dan Bethlehem sepenuhnya menjadi kontrol komunitas internasional.

Lihat Juga :
Kenapa Ujaran Kebencian Anti-Muslim di India Meningkat?

Israel secara resmi mencaplok Yerusalem Timur pada 1980, namun menunda aneksasi pada Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Kendati begitu, wilayah tersebut juga menjadi wilayah yang diperebutkan oleh dua faksi di Palestina.

Kontrol politik internal Palestina

Palestina kini terbagi menjadi dua wilayah yakni Jalur Gaza dan Tepi Barat. Otoritas Palestina secara administratif menguasai Tepi Barat, sementara Jalur Gaza dikuasai oleh kelompok Hamas.

Hal tersebut bermula sejak peristiwa Nakbah pada 1948 di Palestina. Akibat perang Arab-Israel tersebut, jutaan warga Palestina pun mengungsi ke wilayah pendudukan Yordania dan Mesir yang hingga kini menjadi wilayah Palestina yakni Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Mereka memilih untuk mendirikan pemukiman hingga organisasi militan bernama Hamas. Sejak saat itu, Hamas menampakkan dirinya sebagai kelompok anti-Israel yang menginginkan kemerdekaan bagi warga Palestina.

Sedangkan di Tepi Barat didominasi oleh Otoritas Palestina yang berakar dari partai Fatah. Partai Fatah menjadi tonggak pertama pemerintahan Palestina yang menguasai wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Secara de Jure, kedua wilayah tersebut dikuasai oleh Otoritas Palestina. Namun, sejak dilakukan pembagian wilayah politis antara Hamas dan Fatah sendiri menjadi latar belakang wilayah tersebut terbagi dua, seperti dilansir dari Al Jazeera.

Hingga kini, Tepi Barat dan Jalur Gaza tetap terbagi menjadi dua wilayah penguasaan. Namun, keduanya tetap menjadi bagian dari Palestina.

Lihat Juga :
Apa Isi CAA, UU India yang Dinilai Diskriminatif terhadap Muslim?

Penguasaan Israel di Tepi Barat

Terlepas dari hal tersebut, warga Palestina dan Israel kerap bersitegang terutama selama Ramadan. Ketegangan ini dipicu oleh kebijakan pemerintah Israel dan tindakan yang dilakukan sejumlah warga Negeri Zionis.

Salah satu contohnya yakni pembatasan kunjungan umat Islam ke Masjid Al Aqsa. Kompleks Masjdi Al Aqsa menjadi salah satu titik nyala ketegangan antara warga Israel dan Palestina sejak lama.

Terlebih, kerusuhan juga pernah terjadi pada 2023 dan 2022. Pasukan polisi dan warga Palestina terlibat bentrok usai orang Yahudi melakukan beberapa perilaku yang mengganggu kegiatan beragama di Kompleks tersebut.

Hingga kini, perilaku diskriminatif dan tindakan semena-mena kerap dialami oleh masyarakat Tepi Barat yang sudah menetap sejak lama.

(bac/bac)