Raja penduduk Maori Selandia Baru, Kiingi Tuheitia Pootatau Te Wherowhero VII, meninggal dunia di usia 69 tahun, Jumat (30/8).

Kabar duka itu disampaikan juru bicara raja Rahui Papa dalam pernyataan resmi.

Lihat Juga : Daftar Negara Pemasok Senjata Hamas buat Serang Israel, 2 dari Eropa

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menderita sejumlah masalah kesehatan termasuk kanker dan diabetes dalam beberapa tahun terakhir.

Lihat Juga : Rusia Tembak Jet F-16 Ukraina Buatan AS, Pilot Tewas

Posisi raja Maori sudah ada di Selandia Baru sejak 1858. Posisi itu muncul bersama dengan gerakan yang dikenal Kiingitanga, gerakan yang bertujuan memperkuat perlawanan orang-orang pribumi terhadap kolonialisme.

Raja Maori memiliki derajat setara dengan kepala sejumlah suku. Raja Maori tidak memiliki otoritas yudisial atau hukum, namun memainkan peran seremonial yang penting.

Orang-orang Maori merupakan penduduk asli Selandia Baru yang menyumbang nyaris seperlima dari lima juta populasi negara itu.

Orang-orang Maori seringkali mengalami diskriminasi, termasuk dalam memperoleh akses kesehatan dan pendidikan. Mereka juga tak jarang jadi target penangkapan.

Profil Kiingi Tuheitia

Kiingi Tuheitia lahir pada 1955 di kota Huntly, Pulau Utara.

Ia pernah mengenyam pendidikan di Waikato dan Auckland.

Raja yang memiliki nama kecil Tuheitia Paki itu dimahkotai pada 21 Agustus 2006 setelah ibunya, Te Arikinui Dame Te Atairangikaahu, meninggal dunia.

Lihat Juga : Jokowi Terima Penghargaan 'Agricola Medal' dari Badan PBB FAO

Tuheitia akan disemayamkan di Turangawaewae Marae, markas besar Kiingitanga, selama lima hari sebelum dibawa ke tempat peristirahatan terakhir di situs pemakaman suci Gunung Taupiri.

Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon telah menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya sang raja.

"Komitmen mendiang yang tak tergoyahkan kepada rakyatnya dan upayanya yang tak kenal lelah untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan tradisi Kiingitanga telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di bangsa kita," ujar Luxon dalam sebuah pernyataan.