claim bonus ondel4d

mtrtoto - Sri Mulyani Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,06% di Kuartal III

2024-10-08 00:14:47

mtrtoto,akartoto slot,mtrtoto

Jakarta, CNBC Indonesia -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 akan tumbuh di kisaran 5,06%.

"Kami memperkirakan untuk kuartal III masih akan relatif stabil di atas 5%. Menurut estimasi di BKF (Badan Kebijakan Fiskal) 5,06%, jadi ini mungkin masih akan on track disekitar angka tersebut," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers APBN di kantornya, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Dengan perkiraan itu, dia mengatakan target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2024 masih akan sesuai perkiraan yakni di kisaran 5,2%.

Sebab, pada kuartal II-2024 realisasi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,05% secara tahunan atau year on year (yoy). Semester I-2024 secara kumulatif atau cumulative to cumulative (ctc) tumbuh 5,08%.

Baca:
Sri Mulyani Bawa Kabar Baik & Buruk Bagi Indonesia, Simak!

"Untuk sampai dengan kuartal III-2024, kami perkirakan masih akan terjaga momentumnya," ucap Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan, terjaganya pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% ini akan menjadi capaian yang baik bagi Indonesia di tengah lingkungan global yang terus dinamis.

Adapun faktor dorongan utama laju pertumbuhan itu ia katakan adalah mulai meredanya tren suku bunga acuan global, ditandai dengan turunnya kebijakan moneter bank sentral AS Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis points (bps) bulan ini.

"Volatilitas di pasar keuangan mulai menunjukkan penurunan dan makin baik, sementara arah kebijakan moneter di negara maju juga menunjukkan tren yang membaik," tegas Sri Mulyani.

"Hal yang tak bisa diprediksi adalah geopolitik, termasuk kondisi pemilu di AS yang akan menentukan arah kebijakan. Ini masih akan harus kita waspadai," ungkapnya.


(arj/haa) Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Ungkap Kinerja APBN Hingga Agustus 2024

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article APBN Defisit Lagi, Mei 2024 Minus Rp 21,8 Triliun