Polda Metro Jaya tengah menyelidiki laporan terhadap Dede dan politisi Partai Gerindra Dedi Mulyadi soal dugaan penyebaran hoaks kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.

Laporan itu berangkat dari tayangan video yang diunggah akun YouTube 'Kang Dedi Mulyadi Channel'. Dalam tayangan itu, Dedi bertemu dengan Dede dan ada pengakuan soal kesaksian palsu di kasus pembunuhan Vina.

"Pelapor menjelaskan bahwa pada saat pelapor berada di kantor DPP Perhaki, pelapor melihat adanya akun media sosial YouTube, jadi yang dilaporkan adalah pemilik akun YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi di Polda Metro Jaya, Rabu (31/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laporan, keterangan Dede dalam tayangan itu merupakan berita bohong.

"Di dalam percakapannya ada seorang bernama Dede dan Dedi Mulyadi, di mana dalam percakapannya dede memberikan keterangan atau berita bohong tentang korban dan ditonton oleh banyak masyarakat," ucap Ade Ary.

Ade Ary menerangkan polisi wajib menerima dan mendalami setiap laporan yang dilayangkan masyarakat. Saat ini polisi masih mendalami laporan yang dilayangkan saksi Aep itu.

Penyidik akan meminta keterangan dari semua pihak dan mengumpulkan berbagai barang bukti yang diperlukan.

"Kewajiban kami Polda Metro Jaya harus segera menindaklanjuti dengan pendalaman, melakukan klarifikasi terhadap pelapor, korban, saksi-saksi, mengecek TKP, termasuk melakukan pendalaman terhadap siapa pemilik akun YouTube yang dilaporkan ini," tuturnya.

Sebelumnya, Saksi Aep melaporkan Dede dan Dedi Mulyadi ke Polda Metro Jaya terkait dugaan penyebaran hoaks di kasus pembunuhan Vina Cirebon. Laporan yang dilayangkan oleh pengacara Aep, Sapto Wibowo Sutanto, itu diterima dan teregister dengan nomor LP/B/4352/VII/2024/SPKT/Polda Metro Jaya tertanggal 30 Juli 2024.

Pengacara Aep lainnya, Pitra Romadoni mengatakan laporan itu sengaja dilayangkan lantaran terdapat sejumlah pihak yang bertindak jauh melampaui proses penyidikan kepolisian.

Menurut Pitra, aksi Dedi Mulyadi itu berpotensi mempengaruhi proses pengungkapan kasus pembunuhan Vina yang sedang berjalan.

"Apa urgensi politisi ini, dia bukan seorang pengacara. Kami lihat dia mengumpul saksi, bahkan saksi ini mencabut keterangannya, kita tidak boleh mengintervensi proses hukum yang sedang berjalan ini," kata Pitra dalam konferensi pers, Selasa (30/7).

Dede dan Dedi dilaporkan terkait dugaan pelanggaran Pasal 28 Ayat 3 Juncto Pasal 45 A Ayat (3) UU Nomor 1 Tahun 2024 yang mengatur tentang penyebaran berita bohong yang menyebabkan kerusuhan.