PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Anomali cuaca akibat dari fenomena alam belakangan ini dirasakan warga POnorogo.

Seperti hujan yang mengguyur beberapa hari belakangan. Sayangnya, air yang membasahi wilayah Ponorogo itu tak serta merta memupus kekeringan.

Buktinya, warga sejumlah desa masih mengalami krisis air bersih. Khususnya daera-daerah yang menjadi kantong kekeringan.

Tak heran jika permintaan dropping air bersih yang dialamatkan ke BPBD setempat justru semakin bertambah.

Baca Juga: Darurat Kekeringan, Warga Sembilan Dusun di Ponorogo Alami Krisis Air Bersih

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo Agung Prasetya mengatakan, hanya sebagian wilayah yang diguyur hujan lokal.

Seperti area kota, Kecamatan Jenangan, serta sebagian wilayah Ponorogo bagian timur.

Sementara daerah terdampak kekeringan seperti Sawoo, Slahung, Bungkal hingga Badegan nihil hujan.

"Di wilayah daerah kekeringan justru belum ada hujan, jadi masyarakat masih terdampak kesulitan air bersih,’’ kata Agung.

Baca Juga: Musim Hujan Tak Kunjung Datang, Ratusan KK di Ponorogo Alami Krisis Air Bersih

Pihaknya justru menerima permintaan bantuan air bersih dari Dusun Guyangan, Desa Tugurejo, Slahung.

Kemarin (27/9), pihaknya dropping air bersih ke lokasi dengan cakupan 137 warga. Agung menyebut wilayah tersebut baru mengalami kekeringan tahun ini.

"Kalaupun turun dua sampai tiga kali hujan, kami prediksi belum mampu kembalikan sumber air sumur warga,’’ ujarnya.

Saat ini terdapat 17 dusun di 15 desa tersebar di tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan.