KOTA, Jawa Pos Radar Madiun– Data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mencatat ada 15.000 anak usia 6-11 tahun di Kota Madiun. Adapun metode penyuntikannya sama seperti vaksinasi pada umumnya. ‘’Yang direkomendasikan vaksin jenis Sinovac,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) Kota Madiun Denik Wuryani, Selasa (21/12).

Secara keseluruhan ada 2.753 siswa dari 15 sekolah yang dijadwalkan vaksin dua hari ini. Yakni, SDN Banjarejo, SDN 01 Mojorejo, SDN Kejuron, SDI Al Husna, SDI Unggulan Sahabat, SDN 01-04 Manisrejo. Kemudian, SDK ST. Maria 1 dan 2, SDN 02 Nambangan Lor, SDN 02 Winongo, serta SDN 01 dan 02 Nambangan Kidul. Pelaksanaan dipusatkan di SDN Banjarejo, SDN 02 Manisrejo, SDN 02 Nambangan Lor, dan SDN 01 Nambangan Kidul.

Total ada 73 satuan pendidikan SD negeri dan swasta di Kota Madiun. Adapun jumlah siswa usia 6-11 tahun mencapai 9.400 siswa. Sedangkan jadwal vaksinasi Covid-19 untuk siswa di 58 SD sisanya menyusul, sesuai jadwal Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di setiap sekolah.

Langkah pemkot itu pun mendapat dukungan para orang tua. Putri Yulianti rela izin kerja untuk mengantar buah hatinya. Dia lega anaknya disuntik antikorona. Sehingga, tidak khawatir terhadap pembelajaran tatap muka (PTM) di masa pandemi Covid-19 ini. ‘’Senang sekali, agar anak saya sehat,’’ tutur Putri.

Para siswa pun antusias. Zhafran Gibran Awia girang saat menunggu giliran disuntik vaksin Covid-19. Sementara kedua orang tuanya menunggu di luar ruangan. ‘’Diantar papa dan mama. Rasanya lebih sakit digigit semut, nggak sakit kok. Vaksin biar nggak kena korona,’’ kata siswa kelas I SDN 01 Mojorejo tersebut.

Kendati demikian, ada saja siswa menangis hingga lari keluar kelas ketika akan disuntik. Pihak sekolah dan orang tua mengeluarkan berbagai cara untuk merayu. Mulai mendatangkan badut, memberi balon, hingga menyediakan berbagai hiburan menarik bagi anak-anak. Upaya tersebut berhasil. (kid/c1/sat/her)