claim bonus ondel4d

togel sapi - Nih! Analisa 5 Ekonom Top RI Soal BI Rate Dipangkas Jadi 6%

2024-10-08 06:07:22

togel sapi,ombak 123,togel sapi
Daftar Isi
  • Bank Permata
  • Maybank Indonesia
  • LPPI
  • Bahana Sekuritas
  • CORE

Jakarta, CNBC Indonesia-Bank Indonesia akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur September 2024. Pemangkasan ini ibarat akhir dari 'cekikan' kencang era suku bunga tinggi yang diterapkan oleh BI sejak April lalu.

CNBC Indonesia menghimpun pendapat 5 ekonom mengenai dampak pemangkasan suku bunga ini. Mereka sepakat, pemangkasan sudah dilakukan di waktu yang tepat dan dengan alasan yang tepat.

Baca:
Pemegang Dolar Siap-siap! BI Sebut Rupiah Bakal Terus Menguat

Berikut ini merupakan analisis 5 ekonom terhadap dampak pemangkasan BI Rate terhadap ekonomi RI.

Bank Permata

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pemangkasan BI Rate dilakukan saat tanda-tanda perlambatan ekonomi seperti deflasi mulai muncul. Karena itu, dia menilai keputusan BI menurunkan suku bunga acuan saat ini sudah tepat.

"Momentum penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan mendukung pertumbuhan ekonomi tetap solid," kata Josua dikutip Kamis, (19/9/2024).

Menurut Josua, pelonggaran kebijakan moneter BI akan mendorong penurunan cost of fund yang selanjutnya akan menurunkan suku bunga kredit. Penurunan suku bunga acuan BI ini pada akhirnya akan direspons oleh penurunan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang selanjutnya akan berpengaruh pada penurunan suku bunga perbankan termasuk suku bunga kredit.

"Pada umumnya penurunan suku bunga deposito sekitar 1 bulan sementara transmisi pada suku bunga kredit sekitar 3-6 bulan tergantung dari kondisi likuiditas dan risiko kredit perbankan," kata dia.

Josua berkata penurunan suku bunga perbankan itu nantinya akan mendorong permintaan kredit. Dampak penurunan terhadap permintaan kredit ini, kata dia, memang membutuhkan waktu. Meski demikian, kebijakan ini akan mendukung fungsi intermediasi perbankan pada perekonomian riil.

Josua memperkirakan masih ada ruang bagi BI untuk kembali memangkas suku bunga di masa mendatang. "Mempertimbangkan prospek kebijakan moneter The Fed, lintasan inflasi Indonesia yang rendah, transaksi berjalan yang terkendali, dan ekspektasi apresiasi Rupiah, BI Rate akan berada pada kisaran 5,50 - 5,75% pada akhir tahun 2024," kata Josua.

Baca:
Era Suku Bunga Tinggi Selesai, Saatnya Investor Pesta Pora?

Maybank Indonesia

Global Market Economist Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan penurunan suku bunga acuan BI akan berdampak positif. Menurut dia, pemangkasan ini dapat menurunkan suku bunga kredit lainnya.

"Kita harapkan suku bunga kredit seperti otomotif, properti dan dari sisi ritel lebih rendah sehingga ini membantu pelaku ekonomi untuk ke depannya melakukan aktivitas ekonomi termasuk konsumsi dan investasi," kata Myrdal.

Myrdal berpendapat menurunnya suku bunga kredit itu dapat membantu masyarakat, khususnya kelas menengah bawah yang selama ini terbebani bunga tinggi. Dengan turunnya suku bunga, kata dia, diharapkan pembayaran cicilan masyarakat dapat lebih rendah sehingga mampu mendorong daya beli.

"Jadi ruang untuk konsumsinya atau investasinya lebih besar," kata dia.

Myrdal mengatakan masih ada potensi bagi BI untuk menurunkan suku bunganya lagi hingga 50 bps dalam jangka waktu pendek dan menengah. Namun, kata dia, keputusan pemangkasan BI Rate lebih lanjut, harus menunggu perkembangan perekonomian global, khususnya Amerika Serikat.

Baca:
BI Catat Transaksi LCS Tembus US$ 6,4 Miliar pada Januari-Agustus 2024

LPPI

Ekonom senior dan associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto menurunkan suku bunga mendahului The Fed adalah keputusan berani. Meski demikian, dia menilai keputusan ini sudah tepat.

"Diharapkan akan memberikan efek ke penyesuaian suku bunga perbankan yang pada gilirannya akan menaikkan permintaan kredit sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan ini," kata dia.

Ryan menilai keputusan ini juga diambil tepat waktu, mengingat inflasi sudah mereda dan nilai tukar Rupiah berada dalam tren stabil cenderung menguat.

"Semoga 'jamu manis' dari RDG BI ini betul-betul mampu tertransmisi secara efektif dalam penurunan suku bunga perbankan dan non-perbankan serta mendongkrak permintaan kredit atau pinjaman," ujar dia.

Ryan mengatakan masih ada ruang untuk BI kembali menurunkan suku bunga menjadi 5,75%. Hal itu bisa terjadi jika ekspektasi inflasi mengarah ke target dan kurs Rupiah tetap stabil.

Bahana Sekuritas

Head of Equity Research Bahana Sekuritas, Putera Satria Sambijantoro melihat potensi pemangkasan suku bunga acuan atau BI rate masih ada ke depan. Hal ini seiring dengan keputusan Bank Sentral AS Federeal Reserve yang juga menurunkan suku bunga acuan.

Di sisi lain tren penguatan rupiah akan terus berlanjut hingga ke level di bawah Rp15.000/US$ dikarenakan indeks dolar DXY sekarang berada di ambang penurunan di bawah 100.

Baca:
Bos BI Buka Suara Soal Pengusutan Korupsi Dana CSR Oleh KPK

CORE

Transmisi penurunan suku bunga acuan BI terhadap suku bunga kredit bank diperkirakan tetap membutuhkan waktu. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy berpendapat bank umum membutuhkan waktu untuk menyesuaikan kebijakan ini.

"Artinya ketika saat ini Bank Indonesia melakukan pemangkasan maka butuh waktu sampai dengan bank umum juga ikut melakukan penyesuaian suku bunga pinjaman," kata dia.

Meski tak bisa instan, Yusuf berharap bank umum akan mengikuti kebijakan BI menurunkan suku bunga kreditnya. Dia berharap penurunan suku bunga kredit perbankan dapat dilakukan sebesar yang dilakukan oleh BI.

"Sehingga tingkat suku bunga pinjaman bisa secara signifikan lebih rendah levelnya sama dengan acuan bank sentral," kata dia.


(rsa/mij) Saksikan video di bawah ini:

Video: Sah! BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 6%

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article BI Rate Mei 2024 Tetap di Level 6,25%