claim bonus ondel4d

rtp mas4d - Bursa Asia Bergairah Lagi, Nikkei

2024-10-08 05:38:00

rtp mas4d,kode alam gigi copot bagian atas,rtp mas4d

Jakarta, CNBC Indonesia- Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali dibuka di zona hijau pada perdagangan Kamis (26/9/2024), di mana pasar masih merespons positif dari langkah pemerintah China yang akan memberikan stimulus ekonomi.

Per pukul 08:30 WIB, tampaknya pasar saham China mulai terkoreksi, di mana pada pagi hari ini sudah turun tipis 0,08%.

Sementara sisanya masih melanjutkan penguatan. Indeks Nikkei 225 Jepang melejit 2,1%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,64%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,56%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,91%.

Pelaku pasar di Asia-Pasifik, terutama di China dan Hong Kong masih menimbang dampak dari rencana pemerintah China yang akan mengeluarkan stimulus ekonomi

Sebelumnya pada Selasa lalu, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) berencana memberikan stimulus moneter dan dukungan bagi pasar properti di China. Ini langkah baru pemerintah China untuk menghidupkan kembali ekonomi yang masih tertekan deflasi.

PBoC akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan. Rasio persyaratan cadangan alias giro wajib minimum dipangkas mencapai 50 basis poin (bps).

PBoC juga akan memangkas suku bunga repo tujuh hari sebesar 0,2 poin persentase menjadi sebesar 1,5%. Suku bunga deposito dan suku bunga lainnya juga akan turun.

Langkah ini yang dapat memberikan sedikit keringanan bagi rumah tangga tetapi menimbulkan kekhawatiran terkait profitabilitas bank.

Beijing sudah menggelontorkan sejumlah stimulus untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi mulai dari pemangkasan bunga pinjaman (loan prime rate/LPR) sampai pembelian obligasi.

Pada awal tahun lalu, China meluncurkan kebijakan penerbitan stimulus jumbo melalui obligasi spesial "ultra long" senilai satu triliun yuan atau US$ 139 miliar.

Sebelumnya, pada 2020 lalu Tiongkok sudah memanfaatkan obligasi spesial dengan nilai yang sama guna membantu perekonomian bangkit dari dampak Pandemi Covid-19. Hanya saja, dampaknya belum terlalu kelihatan signifikan pandemi sudah kian mereda.

Meski begitu, stimulus yang dilakukan pemerintah China kali ini diberikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan laju aktivitas bisnis, termasuk properti, elektronik dan otomotif.

Dengan suku bunga rendah di China, maka sektor elektronik dan otomotif akan menjadi daya tarik bagi investor. Sektor properti yang berkontribusi 25% lebih ke ekonomi China juga diharapkan bangkit setelah hancur karena skandal.

Baca:
Asing Kabur Gara - Gara China, Was-Was Rupiah Bisa Koreksi!

Di lain sisi, koreksi mata uang Jepang yakni yen pada perdagangan Rabu kemarin juga menopang bursa Asia-Pasifik, meski indeks Nikkei 225 Jepang juga ditutup di zona merah kemarin.

Yen Jepang pada perdagangan kemarin melemah 0,75% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), membuatnya menjadi mata uang yang paling lemah di Asia-Pasifik kemarin.

Bursa Asia-Pasifik yang kembali menguat terjadi di tengah bervariasinya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,2%, S&P 500 terapresiasi 0,25%, dan Nasdaq Composite bertambah 0,56%.

Pasar masih berharap bahwa soft landingakan berlanjut pada pertemuan bank sentral AS (Federal Reserver/The Fed) berikutnya.

Namun, laporan sentimen konsumen AS yang lemah pada Selasa lalu menimbulkan kekhawatiran tentang kesehatan pasar tenaga kerja.

Bahkan, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung naik karena kekhawatiran bahwa kondisi keuangan yang lebih longgar dapat memicu kembali inflasi.

Yield Treasury AS tenor 10 tahun yang merupakan obligasi acuan AS naik 5,3 basis poin (bps) menjadi 3,789%.

Adapun berdasarkan perangkat CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps oleh The Fed pada pertemuan November mendatang telah meningkat menjadi 57,4%.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Perang & Stimulus China, Rupiah Anjlok ke Rp15.600/USD

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Bursa Asia Dibuka Bervariasi, Investor Masih Wait and See