Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian ESDM menyebutkan penurunan biaya daya atau Levelized Cost of Electricity (LCOE) yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) membuat biaya daya PLTS bisa menjadi lebih murah dibanding Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang berbahan bakar batu bara.

ESDM mencontohkan LCOE PLTS Terapung Cirata sekitar USD5,6-5,8 sen per kWh sementara LCOE PLTU masih dikisaran 5-7 sen per KWH.

Kian menariknya bisnis sektor PLTS saat ini disebut Direktur Utama Empat Mitra Indika Tenaga Surya, Yovie Priadi tidak lepas dari dukungan pemerintah, salah satunya lewat penetapan aturan kuota pengembangan PLTS Atap.

Selain itu adanya aturan baru terkait dilonggarkannya waktu pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi stimulus bagi PLTS Atap. Namun demikian pengembang PLTS Atap juga masih menghadapi tantangan terkait implementasi aturan baru terkait PLTS.

Selain itu pendanaan menjadi persoalan yang dihadapi pengembangan PLTS. Lalu apa saja perkembangan dan tantangan bisnis PLTS di Indonesia? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Direktur Utama Empat Mitra Indika Tenaga Surya, Yovie Priadi dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 26/09/2024)