segarqq,wargaqq login,segarqq

Jakarta, CNBC Indonesia -Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Burhanuddin Abdullah menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia setidaknya 6% cukup realistis. Pasalnya, dia melihat tantangan biaya besar di ekonomi Indonesia. Hal ini ditunjukkan oleh Indeks Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang tinggi di antara negara Asia.

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan ICOR di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) meningkat dari sekitar 5% pada 2014 menjadi 8,16% pada 2022. Kemudian, ICOR Indonesia mencapai 6,8 pada 2023.

Baca: Prabowo Mau Gratiskan Biaya Kuliah di RI, Duitnya Dari Mana?

"Kalau bisa 6% dulu udah bagus, tapi kan begini itu karena ICOR kita kan sangat tinggi kan. Kita katanya 6,8 jadi setiap pertumbuhan 1% dari PDB, kita perlu 6,8% dari PDB untuk setiap pertumbuhan Rp 100 kita perlu Rp 680," kata Burhanuddin dalam UOB Economic Outlook, di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (25/9/2024).

Dengan demikian, jika Indonesia ingin tumbuh 8% maka pemerintah butuh domestic savings atau tabungan domestik yang lebih besar hingga 52%. Sementara itu, tabungan domestik Indonesia hanya 38%.

"Jadi kalau 8%, 8x6,8, itu 52%. Sementara savings atau domestic savings kita hanya 38% ada bolong 14% di situ itu yang harusnya di tambah FDI," papar Burhanuddin Abdullah.

(haa/haa) Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Mau Transformasi BUMN Besar-besaran, Ini Bocorannya

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Video: Ini Rapor Utang Asia, Indonesia Bagaimana?

---