Media asal Qatar, Al Jazeera, tetap ngotot meliput Israel dan agresinya di Jalur Gaza, Palestina, meski PM Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan penutupan kantor media tersebut di Yerusalem.

Netanyahu menyebut bahwa media milik Qatar ini mengancam keamanan nasional Israel.

Al Jazeera menanggapi hal tersebut menilai tindakan Israel itu sebagai 'tindakan kriminal' dan 'sebuah kebohongan yang berbahaya dan konyol'.

Meski demikian, redaktur pelaksana Al Jazeera, Mohamed Moawad mengatakan bahwa pemberitaan netral dari kedua belah pihak akan terus berlanjut meski mereka kehilangan pemberitaan dari dalam Israel.