PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun– Harapan siswa dan tenaga pengajar SDN 2 Karangpatihan, Pulung menempati ruang belajar yang nyaman hanya menjadi angan.

Sempat diusulkan dalam APBD Perubahan tahun ini, usulan ditolak.

Siswa dan guru harus berdamai dan ekstra waspada, mengingat potensi bencana meningkat seiring musim penghujan mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo Nurhadi Hanuri mengungkapkan, perbaikan dan pembangunan gedung SDN 2 Karangpatihan diusulkan Rp 1,2 miliar – Rp 2 miliar.

Baca Juga: Kades di Madiun Digugat Perdata dalam Kasus Utang Piutang Berusia 12 Tahun, Begini Kronologinya

Alokasi anggaran tersebut mencakup pembangunan ulang enam kelas.

Namun, urung terealisasi terkendala keterbatasan anggaran.

‘’Bukan rehabilitasi, nanti kami berencana bangun total untuk enam kelas di sana,’’ kata Nurhadi.

Baca Juga: 47 Warga Pacitan Mendadak Ditagih Utang, Namanya Dicatut Pinjam KUR Miliaran

Nurhadi berencana mengajukan kembali alokasi serupa pada APDB 2025 mendatang.

Disinggung opsi dana alokasi khusus (DAK), dia pesimis mengingat minimnya jumlah siswa di satuan pendidikan tersebut.

‘’Jumlah murid tidak memenuhi syarat kalau harus diusulkan lewat DAK, karena minimal 60 siswa, di sana hanya 57 siswa,’’ jelasnya.

Baca Juga: KPK Datangi Ngawi, Kumpulkan Semua Pejabat di Command Center

Diketahui, SDN 2 Karangpatihan rusak diterjang tanah gerak beberapa tahun lalu.