claim bonus ondel4d

chip ungu murah 1m - Wilayah Potensi Hujan Lebat Sampai Awal September, Waspada Banjir

2024-10-09 22:46:31

chip ungu murah 1m,nagabola mix parlay,chip ungu murah 1mJakarta, CNN Indonesia--

Aktifnya sejumlah fenomena cuaca globaldan lokal memicu kondisi curah hujan tinggi di beberapa wilayah, terutama kawasan timur, Indonesia buat seminggu ke depan.

"Saat ini, beberapa wilayah di Indonesia khususnya di wilayah Indonesia bagian Timur seperti Maluku, Maluku Utara, dan sebagian besar Papua masih memiliki potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 Agustus–5 September.

"Potensi hujan ini dipengaruhi oleh aktivitas fenomena cuaca global, berupa aktifnya Gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO. Selain itu, adanya daerah pertemuan dan perlambatan angin, kelembapan udara yang tinggi, serta labilitas atmosfer yang menciptakan kondisi udara labil dan berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan," urai BMKG.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tercatat hujan dengan intensitas sangat lebat (100-150 mm/hari) di Stasiun Meteorologi Minangkabau (148 mm/hari), 19 Agustus; di Stasiun Meteorologi Pattimura (154 mm/hari), 22 Agustus; di Stasiun Meteorologi Domine Eduard Osok (151 mm/hari), 26 Agustus; dan di Stasiun Mozez Kilangin (104 mm/hari), 28 Agustus.

Sejauh ini, BMKG menyebut nilai Nino 3.4, yang mencerminkan anomali iklim La Nina dan El Nino, tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Yang berpengaruh pada peningkatan awan hujan (konvektif) ini adalah, pertama, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), yang merupakan gerombolan awan dari arah Afrika, yang diprediksi aktif di wilayah Samudra Hindia (fase 3) menuju Maritime Continent/Wilayah Indonesia (fase 4) seminggu ke depan.

Lihat Juga :
BMKG Prediksi La Nina Lemah Muncul di Akhir Agustus

Kedua, aktivitas gelombang ekuator Kelvin, yang terprediksi aktif di wilayah di Laut Natuna, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Lampung bagian selatan, Jawa bagian barat hingga tengah, Laut Jawa, Kalimantan Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi bagian selatan;

Ketiga, gelombang atmosfer Rossby, yang diprediksi aktif di wilayah Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Samudra Pasifik timur laut Papua.

Keempat, sirkulasi siklonik, yang terpantau di perairan utara Papua Barat yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di perairan utara Papua Barat.

Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya memanjang di Sumatra Barat, di Lampung, di perairan barat Bengkulu, di perairan selatan Jawa Timur, di Laut Flores, di Laut Jawa, di Laut Sulawesi, dari Laut Maluku hingga Sulawesi Utara, di Laut Seram, dan di Papua Selatan.

Lihat Juga :
Daftar Provinsi Potensial Hujan Lebat Hingga Minggu Depan, Efek MJO

Daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terpantau di perairan utara Papua Barat.

Kelima, Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal.

Ini terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian besar Kalimantan, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua pegunungan dan Papua Tengah.

"PERINGATAN DINI: Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 30 Agustus - 5 September 2024," kata BMKG.

Bentuknya berupa:

1. Potensi Hujan sedang–lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang. Wilayahnya mencakup:

+ Aceh
+ Sumatra Utara
+ Sumatra Barat
+ Riau
+ Kep.Riau
+ Jambi
+ Sumatra Selatan
+ Kep.Bangka Belitung
+ Bengkulu
+ Lampung
+ Banten
+ Jawa Barat
+ Jawa Tengah
+ DI Yogyakarta
+ Jawa Timur
+ Bali
+ NTB
+ NTT
+ Kalimantan Barat
+ Kalimantan Tengah
+ Kalimantan Timur
+ Kalimantan Utara
+ Kalimantan Selatan
+ Sulawesi Utara
+ Gorontalo
+ Sulawesi Tengah
+ Sulawesi Barat
+ Sulawesi Tengah
+ Sulawesi Selatan
+ Sulawesi Tenggara
+ Maluku Utara
+ Maluku
+ Papua Barat Daya
+ Papua Barat
+ Papua Pegunungan
+ Papua
+ Papua Selatan

2. Potensi Angin Kencang. Wilayahnya terdiri dari:

+ Lampung
+ Banten
+ Nusa Tenggara Timur
+ Maluku
+ Papua Selatan.

"Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung/tebing atau rawan longsor dan banjir agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang," BMKG mewanti-wanti.

[Gambas:Video CNN]

(tim/arh)