PBB mengatakan Rumah Sakit Baptis Al-Ahli satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di Gaza utara setelah serangan bertubi-tubi Israelke wilayah yang dikuasai oleh Hamas Palestina.

Seorang dokter di rumah sakit tersebut Ghassan Abu-Sittah mengatakan para pekerja layanan kesehatan merawat lebih dari 500 pasien, termasuk beberapa yang terluka parah. Mereka bekerja dengan akses yang sangat terbatas terhadap pengobatan karena pertempuran yang terjadi di dekatnya.

Ia memberikan gambaran suram mengenai kondisi di rumah sakit tersebut. Menurutnya, hanya ada dua ruang operasi, tiga dokter bedah, dan persediaan anestesi yang sangat sedikit untuk merawat orang-orang yang terluka yang jumlahnya semakin banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga : Joe Biden Yakin Hamas Sepakat Bebaskan Sandera di Gaza

"Kami melakukan prosedur sehari-hari tanpa anestesi... Kami tidak memiliki akses ke ruang operasi, dan kami berusaha menyimpannya untuk prosedur yang paling menyelamatkan nyawa," tambahnya.

Ia mengatakan rumah sakitnya memiliki akses terhadap air mengalir dan makanan, yang dibawa dengan ambulans.

Ia  juga mengatakan bahwa meskipun rumah sakit tersebut tidak "dikepung secara fisik", dia dapat "mendengar bangunan berguncang terus menerus" dari pertempuran di dekatnya.

Sebelumnya Presiden AS Joe Biden mengatakan pusat kesehatan Palestina "harus dilindungi," ketika semakin banyak pemimpin dunia yang mengutuk skala kematian warga sipil di Gaza.

Israel menuduh Hamas membangun infrastruktur sipil, termasuk fasilitas medis. CNNtidak dapat memverifikasi klaim ini.

Agresi Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan lebih dari 11.200 warga Palestina, dengan sebagian besar merupakan anak-anak dan perempuan.

Kondisi Gaza semakin hari semakin mengkhawatirkan karena Negeri Zionis kini mengintensifkan serangan di rumah sakit-rumah sakit. Para warga sipil dikepung dari segala penjuru. Israel bahkan dengan keji menembak siapapun dan apapun benda yang bergerak.