claim bonus ondel4d

zyngatogel - Paus Fransiskus dari Argentina, Wali bagi Kaum Miskin dan Tersisihkan

2024-10-08 06:28:53

zyngatogel,boss toto 4d,zyngatogelJakarta, CNN Indonesia--

Paus Fransiskus ramai menjadi pembicaraan karena akan melawat ke sejumlah negara di Asia Pasifik termasuk Indonesia pada pekan ini.

Paus berangkat dari Roma, Italia, pada Senin (2/9). Dia dijadwalkan akan tiba di Indonesia besok, Selasa, sekitar pukul 10.55 WIB.

Lihat Juga :
Bukan di Hotel, Paus Fransiskus Akan Menginap di Kedubes Vatikan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bergoglio sempat belajar di sekolah menengah untuk menjadi teknisi Kimia. Dia lalu bekerja sebentar di industri pengolahan makanan dan merasa terpanggil untuk melayani gereja.

Pada 1958, dia masuk novisiat Jesuit dan ke beralih dan belajar humaniora di Santiago, Chili. Bergoglio juga memperoleh lisensiat-setara dengan gelar master-dalam filsafat di provinsi Buenos Aires.

Setelah lulus, Bergoglio mengajar sastra dan psikologi di sekolah menengah sambil mengejar gelar di bidang teologi. Ia ditahbiskan sebagai pendeta pada 1969, dan mengucapkan kaul kekal dalam ordo Jesuit pada 1973.

Lalu pada 1973-1979, dia menjabat sebagai superior (kepala) provinsi Jesuit Argentina.

Lihat Juga :
Bukan Jet Pribadi, Paus Fransiskus Pilih Pesawat Komersial Biasa ke RI

Masa jabatan Bergoglio sebagai kepala Jesuit di Argentina bertepatan dengan kudeta militer yang terjadi pada 1976. Penggulingan kekuasan ini dipimpin Letnan Jenderal Jorge Rafael Videla.

Di tahun-tahun berikutnya kudeta juga terjadi di negara tersebut atau dikenal Dirty War. Junta saat itu menculik, menyiksa, menghilangkan, hingga membunuh orang-orang berhaluan kiri atau kelompok yang dianggap subversif.

Bergoglio turut membantu mengamankan warga sipil dari junta militer. Dia juga membantu mereka yang ingin melarikan diri ke luar negeri.

Pada 1976, dua pendeta Jesuit yang bekerja di lingkungan miskin menghilang. Mereka baru ditemukan lima bulan kemudian dalam kondisi masih hidup dan terbius.

Bertahun-tahun setelah Dirty War, peran Bergoglio dalam penculikan dan pembebasan para pendeta menimbulkan kontroversi.

Lihat Juga :
Jadwal Lengkap Kegiatan Paus Fransiskus di Indonesia

Beberapa kritikus menyalahkan Bergoglio karena gagal melindungi para pendeta dan bahkan menuduhnya menyerahkan orang-orang itu ke rezim. Sejumlah pihak lain menerima klaim bahwa secara diam-diam dia menengahi rezim untuk mengamankan pembebasan warga sipil.

Pada akhirnya, gugatan terhadap Bergoglio yang menuding terlibat dalam penghilangan para pendeta dibatalkan.

Bertahun-tahun kemudian tepatnya pada 1988, dia menjadi Uskup Agung Buenos Aires.

Lalu pada 2013, dia menjadi pemimpin tertinggi gereja Katolik sedunia dan kepala negara Vatikan usai Paus Benediktus XVI mengundurkan diri.

Fransiskus menjadi paus pertama dari Amerika Selatan dan yang pertama pula dari Ordo Jesuit.

Selama memimpin, Paus Fransiskus dikenal memiliki banyak gebrakan dan sebagai sosok yang rendah hati dan dekat dengan orang miskin, demikian dikutip Britannica.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Dimensi utama kepausan Fransiskus adalah kaum miskin dan orang-orang tertindas.

Sejak awal, Paus telah mempromosikan pelayanan yang lebih luas agar mencakup semua kelompok termasuk orang Kristen non-Katolik dan non-Kristen.

Lihat Juga :
Mogok Nasional Israel, Bandara Ben Gurion Lumpuh

"Saya melihat dengan jelas bahwa hal yang paling dibutuhkan gereja saat ini adalah kemampuan untuk menyembuhkan luka dan menghangatkan hati umat beriman; dibutuhkan kedekatan," kata Fransiscus saat wawancara yang dirilis majalah Jesuit America Magazine pada 2013.

Dia lalu berujar, "Saya melihat gereja sebagai rumah sakit lapangan setelah pertempuran."

Tak cukup sampai di sana, pada November 2013, Fransiskus mengeluarkan nasihat apostolik "Sukacita Injil." Isinya mengecam ketimpangan ekonomi dan menyerukan gereja untuk merangkul keberagaman.

Kemudian pada 2015, Fransiskus merilis ensiklik atau surat kepausan Laudato Si "Puji Bagi Mu." Surat ini bersifat formal dan diserukan untuk gereja-gereja Katolik di seluruh dunia.

Lihat Juga :
3 Akomodasi Paus Fransiskus di Indonesia Bukan Fasilitas Mewah-Khusus

Laudato itu menyatakan kerusakan lingkungan merupakan masalah moral yang dipicu keserakahan dan kapitalisme yang tak terkendali. Kondisi ini menyebabkan manusia melupakan hubungan yang mengikat dan mengabaikan Bumi.

Dengan mempromosikan konsep "ekologi integral," Fransiskus menghubungkan tindakan dosa terhadap alam dengan eksploitasi ekonomi terhadap manusia miskin dan pelanggaran hak asasi manusia. Dokumen tersebut juga penting karena sebagai bentuk dukungan terhadap hak-hak masyarakat adat .

Dokumen itu juga berisi upaya dia untuk mempromosikan persatuan antara umat Katolik, non-Katolik, dan non- Kristen serta permintaan maafnya ke para penyintas pelecehan seksual oleh pendeta.