claim bonus ondel4d

klasmen msc - Arti di Balik Erdogan Isyaratkan Kirim Pasukan Turki ke Israel

2024-10-08 05:39:00

klasmen msc,paito hk 4d harian,klasmen mscJakarta, CNN Indonesia--

Presiden Recep Tayyip Erdogan menjadi sorotan usai mengisyaratkan Turkimengambil pendekatan militer untuk memasuki Israeldemi membantu Palestina.

Erdogan menyampaikan Turki harus menjadi negara yang kuat sehingga bisa membantu Palestina, sama seperti saat mereka intervensi ke Libya dan terlibat operasi militer Azerbaijan di Nagorno Karabakh.

Lihat Juga :
Kenapa Pope Disebut Paus di Indonesia?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pernyataan Erdogan sebagai upaya memberikan tekanan dunia internasional untuk segera menentukan sikap, segera menentukan langkah apa, setelah resolusi PBB dan juga keputusan Mahkamah Internasional," kata Yon saat dihubungi CNNIndonesia.com,Senin (29/7).

Pada Juni lalu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengeluarkan resolusi gencatan senjata di Gaza. Namun, gencatan senjata tak kunjung terwujud dan Israel masih menggempur wilayah di Palestina tersebut.

Negosiasi gencatan senjata yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat terus buntu. Pihak Israel dan Hamas sering tak satu suara soal lama waktu gencatan senjata dan pertukaran tahanan/sandera.

Kurang dari satu bulan setelah resolusi itu, Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan pendudukan Israel di Palestina ilegal dan harus segera diakhiri. Namun, pemerintahan Benjamin Netanyahu abai dan terus melakukan pendudukan serta serangan.

Yon juga memandang pernyataan Erdogan sebagai wujud kemurkaan dia terhadap Israel yang kian brutal di Gaza.

Lihat Juga :
Apa itu Dataran Tinggi Golan?

"Bisa saja ada kemarahan dari Turki melihat perilaku Israel yang tidak bisa mengikuti hukum internasional, lembaga PBB," ujar dia.

Turki dan komunitas internasional lain terutama PBB kata dia, harus menentukan sikap untuk mewujudkan resolusi dan putusan ICJ mengakhiri agresi Israel di Gaza.

"Kalau tidak segera diputuskan bisa saja negara-negara lain yang tidak sabar termasuk Iran atau mungkin saja Turki melakukan tindakan sepihak dengan melakukan serangan," kata Yon.

Jika, Iran atau Turki betul-betul melancarkan serangan ke Israel maka konflik akan meluas dan penyelesaian isu Palestina kian suram.

Sekutu-sekutu dekat Israel seperti Amerika Serikat dan Inggris juga akan membela pemerintahan Benjamin Netanyahu. Ini semakin membuat negosiasi gencatan senjata alot.

Yon menekankan bahwa tak ada pihak yang ingin peperangan meluas. Dia menyarankan komunitas internasional fokus menyelesaikan isu Palestina dan menegakkan resolusi gencatan senjata DK PBB.

Turki unjuk kekuatan

Pengamat HI lain dari kampus yang sama,Sya'roni Rofii, punya penilaian berbeda soal pernyataan Erdogan.

Dia memandang komentar Erdogan untuk menunjukkan bahwa Turki negara kuat.

"Pernyataan Erdogan ditujukan kepada publik domestik dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa Turki memiliki kemampuan untuk operasi militer di luar teritorinya, seperti yang dilakukan di Libya dan Azerbaijan," kata Sya'roni.

Pada 2020, Turki mengerahkan personel militer ke Libya untuk mendukung pemerintah yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kesepakatan Nasional Libya (National Accord of Libya).

Mereka juga mengakui menggunakan "segala cara" termasuk pelatihan dan modernisasi untuk mendukung Azerbaijan.

Sya'roni juga menerangkan pernyataan Erdogan mengindikasikan Turki bisa saja mengirim pasukan ke zona konflik Israel-Palestina.

Turki, lanjut dia, berada dalam posisi ingin mengambil inisiatif atas nama pasukan perdamain internasional.

"Tapi tentu saja Turki akan menunggu lampu hijau dari PBB. Sebab konflik di Gaza dan sekitarnya sudah menjadi kekhawatiran internasional," ucap Sya'roni.

Lihat Juga :
Selain Kamala Harris, Siapa Tokoh Dunia yang Diramal The Simpsons?

Dia tak melihat Turki akan menyerang Israel lantaran saat ini mereka tak punya alasan keamanan nasional yang mengancam.

Sementara itu, intervensi pasukan Turki ke Libya dan Azerbaijan merupakan permintaan bantuan dari mereka.

Pengamat asing menilai keberpihakan Turki dengan GNA di Libya untuk melawan pengaruh pesaing regional yakni Uni Emirat Arab dan Mesir yang mendukung Haftar dan menentang gerakan radikal Islam.

(isa/bac)