Jumlah korban tewas aksi teror bom bunuh diridan rentetan tembakan di pantai Lido, Mogadishu, Somalia, bertambah menjadi 32 orang, dari semula tujuh orang.  

Berdasarkan keterangan polisi, ini adalah salah satu serangan paling mematikan di negara Afrika Timur itu dalam beberapa bulan terakhir, yang dilakukan kelompok Al-Shabaab.

Para jihadis yang terkait dengan Al-Qaeda melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah yang didukung internasional selama lebih dari 17 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menargetkan dan meledakkan untuk membunuh 32 anggota dari penduduk sipil berarti kaum Khawarij ini tidak akan hanya menargetkan pusat pemerintahan, tentara, dan pejabat," katanya.

Lihat Juga : Komandan Tewas, Hizbullah Diprediksi Serang Israel Lebih Dalam

Al-Shabaab sendiri telah mengakui bertanggung jawab atas insiden berdarah tersebut lewat sebuah posting di situs pro-Shabaab. 

Serangan teror ini bermula ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan sebuah alat dan orang-orang bersenjata menyerbu daerah itu. Anggota kelompok itu kemudian menembak warga sipil secara acak.

Petugas Mohamed Omar mengatakan kepada AFP bahwa pasukan keamanan telah mengakhiri serangan itu dengan membunuh lima orang bersenjata, sementara anggota keenam kelompok itu tewas karena meledakkan dirinya sendiri.

Saksi mata mengatakan ada banyak orang di lokasi populer itu ketika ledakan itu terjadi.

Hawo Mohamed, yang tinggal di dekat lokasi kejadian, mengatakan sedikitnya tujuh orang yang dikenalnya tewas dalam serangan itu.

"Kehancurannya sangat parah dan ada darah serta potongan-potongan daging manusia berserakan di tempat kejadian," katanya kepada AFP.

Saksi mata Abdilatif Ali berada di pantai dan menggambarkan kekacauan dan ketakutan yang terjadi larut malam.

Lihat Juga : Turki Kembali Blokir Instagram, 50 Juta Pengguna Merana

"Semua orang panik dan sulit untuk mengetahui apa yang terjadi karena penembakan dimulai segera setelah ledakan," katanya. "Saya melihat banyak orang berserakan (di tanah) dan beberapa dari mereka tewas dan yang lainnya terluka," katanya.

Ahmed Yare menyaksikan kejadian itu dari sebuah hotel di dekatnya.

"Saya melihat orang-orang yang terluka di tepi pantai. Orang-orang berteriak panik dan sulit untuk melihat siapa yang sudah meninggal dan siapa yang masih hidup," katanya kepada AFP.

Rumah sakit meminta sumbangan darah setelah banyak korban luka dirawat, demikian dilaporkan media lokal.

Abdulkhaliq Osman, kepala bagian kesehatan rumah sakit Kalkaal, mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah menerima banyak korban luka.

"Sebelas dari mereka dipindahkan ke unit operasi karena mengalami luka kritis, dan mereka yang mengalami luka ringan dipulangkan setelah menerima bantuan medis yang diperlukan," katanya.

Wilayah Lido sebelumnya juga pernah menjadi sasaran serangan, termasuk pengepungan selama enam jam oleh Al-Shabaab di sebuah hotel tepi pantai pada tahun 2023, yang menewaskan enam warga sipil dan melukai 10 orang.

Lima orang tewas dalam ledakan bom mobil yang dahsyat di sebuah kafe di ibu kota bulan lalu.

Pada bulan Maret, para militan menewaskan tiga orang dan melukai 27 orang dalam pengepungan selama berjam-jam di hotel Mogadishu lainnya.

Lihat Juga : Menteri Iran: Amerika Kasih Lampu Hijau Israel Bunuh Haniyeh