claim bonus ondel4d

prediksi virdsam - Puluhan RS Terancam Tutup dalam 48 Jam Imbas Penutupan Rafah

2024-10-08 01:33:46

prediksi virdsam,premier88,prediksi virdsamJakarta, CNN Indonesia--

Sekitar 10 rumah sakit dan puluhan layanan kesehatan di Gazaterancam tutup dalam waktu dekat lantaran tak adanya pasokan bahan bakar, imbas penutupan Perbatasan Rafah oleh Israel.

Kantor Bantuan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan lima rumah sakit utama, lima rumah sakit lapangan terancam tak dapat melayani pasien dalam waktu kurang dari 48 jam lantaran kehabisan bahan bakar dan obat-obatan.

Tak hanya itu 28 ambulans, 17 pusat perawatan kesehatan primer, 23 fasilitas medis di al-Mawasi, dan 10 klinik mobile yang menyediakan imunisasi, perawatan trauma, dan layanan gizi juga harus menghentikan operasinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain itu, pasien yang menderita gagal ginjal akan kehilangan perawatan hemodialisis yang vital," tambahnya.

Sementara, pasien rumah sakit di Rafah dibiarkan tanpa perawatan karena serangan Israel di kota tersebut.

Para pasien dan staf terpaksa keluar dari rumah sakit karena serangan Israel semakin intens. Akibatnya banyak warga Palestina yang sakit dan terluka tidak dapat menerima perawatan.

"Kami tidak memiliki tempat tidur, tidak ada rumah sakit untuk merujuk [pasien], terutama bagi pasien kritis," kata dokter bernama Mohammed Zaqout.

"Rumah Sakit Al-Najjar tidak berfungsi. Dan Rumah Sakit Kuwait [di Rafah] hanya untuk trauma dan darurat," tambahnya.

Tak hanya rumah sakit, klinik-klinik kecil yang menampung ratusan orang setiap minggunya juga ditutup. Para stafnya terpaksa mengungsi akibat serangan Israel.

Juru bicara organisasi Bulan Sabit Merah Palestina (Palestine Red Crescent Society/PRCS) mengatakan mayat-mayat tergeletak di tempat mereka terjatuh, di zona merah yang tidak dapat dijangkau oleh beberapa ambulans yang tersedia karena pemboman Israel.



Sementara penyeberangan perbatasan telah ditutup pada Kamis (9/5) sehingga membuat pasien yang kritis terdampar dan menunggu untuk dievakuasi ke Mesir, sedangkan dokter internasional dan pasokan medis terhalangi untuk masuk ke Rafah.

Melansir Washington Post, operasi militer Israel di Rafah pada pekan ini telah membuat petugas kesehatan kewalahan. Padahal mereka tengah berjuang merawat warga Palestina yang terlantar karena menderita kekurangan gizi, luka-luka akibat ledakan, dan berbagai penyakit, yang menurut para dokter menyebar dengan cepat melalui kamp-kamp tenda yang kotor dan penuh sesak di kota tersebut.

Lihat Juga :
Kondisi Mencekam, Suara Sirine Roket Terdengar di Perbatasan Gaza
(tim/isn)