PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun- Petani tembakau layak disebut sebagai pahlawan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT).

Sebab, dari tangan merekalah Pemkab Pacitan mendapat dana jumbo ini. Yakni, dari luas lahan petani yang ditanami tembakau berikut hasil produksinya.

Apalagi, petani tembakau sudah tidak lagi mendapatkan pupuk bersubsidi khusus.

Sehingga wajar jika mereka berharap produktivitas dan kesejahteraan mereka meningkat.

Faktanya, dari total DBHCHT nyaris Rp 26,9 miliar, porsi untuk petani tembakau kurang dari 10 persen.

Baca Juga: Jadwal 16 Besar Piala Kapolri 2024 Hari Ini: Pertandingan Putra Jatim vs Bali Jam 19.00

‘’Program pemerintah melalui DBHCHT belum seluruhnya dirasakan para petani tembakau,’’ kata Miswanto, salah seorang petani tembakau di Desa Jatigunung, Tulakan, Rabu (25/9).

Selama ini, lanjut dia, mayoritas petani bekerja secara mandiri dalam bercocok tanam tembakau.

Artinya, meskipun ada kelompok tani tembakau, tetapi  belum semua petani tembakau tergabung dalam kelompok tersebut.

‘’Sehingga belum mendapatkan bantuan dari pemerintah,’’ sambungnya.

Baca Juga: TPA Winongo Overload, Kota Madiun Darurat Pengelolaan Sampah

Menurut dia, 40 persen alokasi DBHCHT seharusnya untuk bantuan pupuk dan benih bagi petani tembakau.

Sehingga, perlu terobosan agar DBHCHT dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh petani tembakau.

‘’Kesulitan kami bukan pada pemasaran, tetapi saat pemupukan. Seharusnya itu yang perlu dibantu,’’ harapnya.