PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun - Belasan hektare lahan pertanian padi di wilayah Kabupaten Pacitan gagal panen akibat kekeringan di puncak musim kemarau kali ini.

Bahkan, tanah persawahan merekah lantaran tidak adanya pengairan atau irigasi.

Pun, tanaman padi mengering, mati dan puso.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan mencatat dari 12.783 hektare total lahan pertanian, sekitar 11,5 hektare dilanda kekeringan sejak tiga bulan terakhir.

Baca Juga: Public Expose Live 2024: Kinerja Positif dan Strategi BRI Tumbuh Sehat Berkelanjutan

Dampak kekeringan ini tersebar di wilayah Kecamatan Donorojo seluas 10 hektare dan Kecamatan Sudimoro 1,5 hektare.

‘’Laporan kami terima 15 Agustus lalu,’’ kata Kabid Sarana, Prasarana dan Penyuluh Pertanian DKPP Pacitan Susilo Budi, Kamis (29/8).

Kendati demikian, pihaknya mengklaim, dampak kekeringan tahun ini tidak separah tahun sebelumnya. Tahun 2023 lalu, misalnya.

Dari 12.783 hektare total lahan pertanian, sekitar 10.971 hektare dilanda kekeringan akibat dampak fenomena El Nino.

Baca Juga: Gagal Perkuat Timnas di Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia, Jordi Amat Beri Pesan Menyentuh

‘’Hanya sekitar 1.812 hektare yang dapat ditanami, lainya di-bero-kan,’’ sebutnya. 

Budi menambahkan, pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah terdampak kekeringan.

Pun meningkatkan ketersediaan peralatan dan mesin pertanian (alsintan) untuk persiapan dampak kemarau panjang.

‘’Petani disarankan untuk menanam tanaman yang lebih tahan air, seperti tembakau atau kedelai,’’ jelasnya. (hyo/sat)