claim bonus ondel4d

mimpi di patok ular togel - BI Disarankan Tidak Pangkas Suku Bunga Acuan Bulan Ini

2024-10-08 05:24:59

mimpi di patok ular togel,nomor punggung gavi,mimpi di patok ular togel

Jakarta, CNBC Indonesia -Ekonom Senior yang juga Kepala eksekutif LPS 2015-2020, Fauzi Ichsan menyatakan, tidak ada alasan kuat yang mengharuskan Bank Indonesia memangkas suku bunga acuannya secara agresif pada rapat dewan gubernur bulan ini.

Ia mengatakan, ini karena kondisi perekonomian yang terjadi saat ini berbeda dengan masa setelah krisis seperti saat krisis finansial pada 2008 dan krisis akibat Pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca:
15 Bank Bangkrut di RI Sepanjang 2024, Ini Penyebabnya

Indikatornya ialah pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di kisaran 5%, dan nilai tukar rupiah masih mampu menguat ke level Rp 15.342/US$, meski suku bunga acuan BI Rate di level 6,25% dengan inflasi rendah di level kisaran 2,1%.

"Kali ini, pemangkasan suku bunga itu tidak se-urgent tahun 2020 atau tahun 2008," kata Fauzi dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, dikutip Rabu (18/9/2024).

"Pemangkasan suku bunga ini lebih dirangsang dengan turunnya inflasi. Dan pertumbuhan ekonomi dunia masih stabil di kisaran 3,1%. Jadi tidak ada urgency untuk memangkas suku bunga global secara tajam," tegasnya.

Menurut Fauzi Ichsan, dalam menjaga stabilitas moneter saat ini, yang harus menjadi fokus BI adalah tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang itu sangat tergantung pada suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, yakni suku bunga acuan The Federal Reserve atau The Fed.

Pilihan Redaksi
  • 10 Saham Pilihan Asing Kala IHSG Cetak Rekor, BRIS Nomor 1
  • Nasib Rupiah Menanti Suku Bunga BI dan The Fed!
  • Jelang Keputusan Suku Bunga BI & The Fed, IHSG Dibuka Bergairah Lagi
  • Jelang Pengumuman Suku Bunga, Dolar Turun ke Rp 15.300

Maka, ia mengatakan, BI tak akan mengambil keputusan untuk menurunkan suku bunga acuannya dalam pengumuman hasil rapat dewan gubernur BI pada hari ini, sebelum The Fed terlebih dahulu mengambil keputusannya untuk memangkas suku bunga acuan Fed Fund Rate esok hari.

"Karena pada umumnya mata uang emerging markets itu sangat ditentukan dengan cross border capital flows, arus modal antara pasar finansial. Dan itu sangat ditentukan dengan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat, suka atau tidak," ucap Fauzi.

Pelaku pasar keuangan memang sudah memperkirakan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuannya yang saat ini di level 5,25%-5,5% secara bertahap mulai bulan ini sebesar 25 basis points (bps). Mempertimbangkan tingkat inflasi di AS yang kini sudah di kisaran 2,5%, sehingga suku bunga riilnya seharusnya sudah di level 3,5%.

Dengan ekspektasi yang belum kejadian itu saja, Fauzi mengatakan, rupiah telah mampu menguat dari level sebelumnya yang terus bergerak di kisaran Rp 16.000/US$ karena memang kondisi pelemahan ekonomi saat ini berbeda dengan yang terjadi saat pasca krisis 2008 dan 2020 lalu yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi anjlok dalam dan nilai tukar tersungkur.

"Karena bahkan kini ada diversifikasi dari investor yang tadinya investasi di North East Asia, di China, Taiwan, Korea, ke emerging markets lainnya, seperti Asia Tenggara, dalam hal ini Indonesia, Malaysia, Thailand. Dan kalau kita melihat juga valuasi pasar saham di India juga sudah mahal, sehingga kalaupun ada diversifikasi, diversifikasinya itu ke ASEAN," tutur Fauzi.

Oleh sebab itu, ia mengatakan, saat ini kecenderungannya pelaku pasar keuangan memandang bahwa dalam 18 bulan ke depan aktivitas ekonomi sebetulnya positif, mengingat The Fed harus terus menurunkan suku bunga acuannya ke level yang sesuai dengan level real interest ratenya, meskipun bertahap, yakni tiga kali penurunan 25 basis points pada tahun ini, dan berlanjut hingga 2025 secara agresif hingga ke level 3,5%.

"Dan ini akan menguntungkan Indonesia dengan penguatan rupiah, dan penguatan rupiah tentunya akan menurunkan inflasi impor, penguatan rupiah juga akan memicu kenaikan IHSG dan pasar obligasi. Jadi secara global, 18 bulan ke depan ini positif," ungkapnya.


(arj/mij) Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Makin Perkasa, Begini Prospeknya ke Depan!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Awas! BI Rate Naik Belum Tentu Rupiah Menguat