Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menyebut pihaknya menemukan transaksi hingga Rp127 miliar yang diduga berkaitan dengan prostitusi anak.

Transaksi ratusan miliar itu ditemukan dengan rincian setidaknya ada 130 ribu transaksi yang terkait dugaan prostitusi anak tersebut.

Lihat Juga : Bareskrim Sebut Open BO Anak 'Premium Palace' Dikendalikan dari Lapas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ivan menjelaskan, dugaan prostitusi anak itu diperkirakan melibatkan 24 ribu anak dengan usia 10-18 tahun. Transaksi dilakukan melalui berbagai metode, dari e-wallethingga aset kripto.

Ivan juga mengatakan, prostitusi menjadi isu yang penting untuk diperhatikan, terutama di kalangan anak-anak. Ia menjelaskan, prostitusi dan pornografi pada anak-anak risikonya setara dengan judi online.

"Selain dengan judi online, risiko terkait dengan anak yang paling banyak itu adalah terkait dengan pornografi," ujar Ivan.

Lihat Juga : Polisi Australia Jerat Pelaku TPPO Remaja RI Korban Prostitusi

Respons KemenPPPA

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) juga ikut buka suara terkait temuan itu.

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar mengatakan, pihaknya belum menerima laporan itu secara langsung. Namun, ia berkomitmen akan segera koordinasi dengan pihak-pihak terkait.

Nahar menjelaskan, Kementerian PPPA akan segera memastikan keberadaan, kondisi, dan status hukum anak-anak korban prostitusi dengan bantuan PPATK hingga Bareskrim Polri.

"KemenPPPA belum menerima laporan tersebut secara langsung. Namun, kami akan segera lakukan koordinasi terkait temuan ini, untuk memastikan keberadaan, kondisi, dan status hukum anak-anak korban prostitusi," kata Nahar, seperti diberitakan detikcom, Sabtu (27/7).